Kamis, 28 September 2017

Taman Surga di Swiss Kecilnya Pulau Jawa, Wajib Kamu Kunjungi Bersama Keluarga

Libur satu Muharam tahun ini yang jatuh di tanggal 21 September 2017 saya lalui dengan mudik ke kota tempat saya tumbuh besar. Kota yang mendapat julukan Swiss kecil di Pulau Jawa, Kota Batu, Jawa Timur. Tetapi, lama merantau membuat saya bingung akan berekreasi kemana di karenakan semakin banyaknya wisata-wisata baru dan kekinian yang tumbuh di Kota Batu. Saat kakak mengajak ke Taman Rekreasi Selecta yang merupakan salah satu tempat rekreasi “lama” di Kota Batu, saya mengenyitkan alis. “Emang bagus, dulu perasaan biasa aja deh,” kata saya (saya pernah kesana saat SMA, sekitar tahun 2005). ”Datang dulu aja, ntar kamu akan ngerasain bedanya, apalagi taman bunganya,” jawab kakak. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya saya mengiyakan untuk rekreasi sekeluarga ke Taman Rekreasi Selecta, taman yang terletak di antara Gunung Anjasmara, Gunung Welirang, dan Gunung Arjuno.
Kami berangkat pukul delapan pagi, dengan kekuatan dua puluh lima orang menggunakan empat mobil. Suasana jalan raya menuju Selecta belum terlalu macet, sehingga kurang dari setengah jam kami sudah tiba di lokasi. Dengan membayar tiket tiga puluh ribu rupiah per orang, kami sekeluarga dapat masuk dan menikmati taman rekreasi Selecta.
Di pintu masuk tempat rekreasi, kita disambut dengan hiasan bunga berbentuk hati besar, sehingga bagus untuk diabadikan dengan foto. Setelah itu kita disambut dengan jembatan yang di sebelahnya terdapat air terjun buatan. Semakin kedalam semakin banyak wahana yang kita temui, di antaranya play ground anak, studio 4 dimensi, dan kolam renang. Ada satu kolam yang sedang tahap renovasi yang diharapkan semakin memperkaya pilihan wahana di taman rekreasi ini. Satu pesan saya, karena kontur tanah bertipe perbukitan yang artinya naik turun, siapkan fisik yang prima untuk menjelajah setiap sudut taman rekreasi Selecta.
Puas melihat sekeliling, saya melanjutkan ke tujuan utama saya, melihat taman bunga. Setelah melewati kolam yang masih direnovasi, saya dihadapkan dengan hamparan bunga warna–warni yang luar biasa kerennya. Bunga Krisan, bunga Azalea, bunga Panca Warna merupakan beberapa bunga yang ada di taman rekreasi Selecta. Banyak pekerja yang saat itu melakukan perawatan rutin di beberapa sudut taman yang diharapkan keindahan taman bunga ini tetap terjaga. Wisata foto dengan bunga menjadi hal yang lumrah. Di samping itu terdapat  wahana permainan flying fox dan skybike dengan tiket sebesar dua puluh ribu rupiah. Pengunjung dapat merasakan sensasi bermain flying fox atau skybike dengan melintasi hamparan kebun bunga.
Capek berjalan-jalan tibalah kami untuk makan bersama. Setelah berkeliling mencari tempat, akhirnya kami menemukan tempat untuk menggelar tikar. Banyaknya pohon besar dan rindang di sekeliling taman, membuat banyak tempat untuk pengunjung bersantai melepas lelah.
Ada satu hal yang mengganjal saya sewaktu menikmati rekreasi di taman wisata Selecta ini. Banyaknya pengunjung yang bebas merokok. Tidak adanya petugas yang menginggatkan semakin membuat mereka seakan tidak peduli bahwa aktivitas mereka menganggu pengunjung yang lain, bahkan banyak sekali pengunjung yang masih berusia balita dan anak-anak. Seharusnya berkunjung ke taman rekreasi Selecta kita dapat menikmati udara segar sedalam-dalamnya dan sepuas-puasnya, malah diganggu dengan banyaknya asap rokok. Sangat diharapkan, pengelola taman rekreasi Selecta dapat menyediakan ruangan untuk merokok agar dapat mengakomodir kebutuhan para perokok. Adanya petugas yang bertugas menginggatkan serta memberi tindakan kepada perokok yang bandel juga di perlukan. Dengan perbaikan-perbaikan kedepan, diharapkan saat mengunjungi taman rekreasi Selecta, mata akan puas melihat hamparan bunga bermacam warna dan paru-paru akan terisi udara bersih khas pegunungan.

Artikel ini terlebih dahulu dimuat di http://www.hipwee.com/opini/taman-surga-di-swiss-kecilnya-pulau-jawa-wajib-kamu-kunjungi-bersama-keluarga/

Rabu, 13 September 2017

Berkaca Pada Kejadian Tere Liye yang Menjadi Viral, Ada Saran yang Bisa Dipertimbangkan

Saat saya membaca postingan http://www.hipwee.com tentang Tere Liye yang berhenti menerbitkan buku karya Fhai, ada beberapa saran yang bisa di pertimbangkan oleh Wajib Pajak ( WP / menurut ketentuan umum perpajakan adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan) untuk menyikapi kejadian tersebut.
Pertama, terkait tarif pajak UMKM yang dikatakan hanya 1%. Menurut peraturan pemerintah nomor 46 tahun 2013 yang memenuhi kriteria ialah wajib pajak dengan peredaran bruto tidak melebihi 4,8 Milyar setahun. Artinya tarif 1% tersebut diambil dari penjualan wajib pajak tersebut dengan tidak memperhitungkan berapa keuntungan yang didapat dan biaya yang dikeluarkan wajib pajak tersebut.
Kedua, Pajak Penghasilan diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 (terakhir direvisi 2008, ingat ya, 2008). Terkait perlakuan pajak penulis. Mengutip Instagram djpcantik, penghasilan bruto penulis meliputi semua penghasilan yang terkait dengan profesi penulis, termasuk honorarium maupun royalti. Terkait royalti, dipotong PPh pasal 23 dan dapat dikreditkan terhadap PPh terutang tahun berjalan. Bila penulis melakukan pembukuan, penghasilan netto didapat dari penghasilan bruto dikurangi biaya. Sedangkan bila penulis memiliki penghasilan bruto kurang dari 4,8 milyar rupiah dalam satu tahun, penghasilan  netto dapat menggunakan norma penghitungan dengan rumus penghasilan bruto dikali 50%, tentunya dengan syarat yang sudah diatur dalam Undang-Undang.
Ketiga, ada cara yang lebih mudah dan simpel untuk urusan perpajakan wajib pajak. Setiap kantor pelayanan pajak pratama "menyediakan" AR (Account Representative) untuk setiap wajib pajak. Misalkan, dalam satu wilayah kantor tersebut terdapat seratus ribu wajib pajak, sedangkan AR yang tersedia sebanyak 30 orang. Maka seratus ribu wajib pajak tersebut akan dibagi ke 30 orang AR tersebut, dengan prosentase yang berbeda, sehingga satu WP akan dibimbing oleh satu AR. Dalam bahasa mudahnya, AR adalah konsultan pajak yang disediakan negara untuk membantu wajib pajak dalam hal perpajakan. Wajib pajak bisa bertanya segala sesuatu yang terkait dengan kewajiban perpajakannya. Wajib pajak cukup datang ke kantor tempat dia terdaftar, mencari AR yang ditunjuk untuk mendampinginya dan melakukan konsultasi dengan AR tersebut.
Semoga beberapa saran diatas sedikit membantu wajib pajak dalam menyelesaikan sedikit kebingungan yang dialami. Jangan takut bayar pajak, karena bayar pajak itu baik.



Artikel ini terlebih dahulu dimuat dihttp://www.hipwee.com/opini/berkaca-pada-kejadian-tere-liye-yang-menjadi-viral-ada-saran-yang-bisa-dipertimbangkan/

Berkunjung ke Pasar Tradisional Tomohon, Antara Penasaran dan Bayangan Kengerian

Pemberitaan tentang jenis hewan yang disembelih dan diperjual belikan di Pasar Tomohon sering kita dengar dan membuat bergidik, tak terkecuali dengan saya. Sehingga suatu  hari di pertengahan Agustus 2017, saat perjalanan pulang dari Tondano menuju Manado, seorang teman mengajak melewati Kota Tomohon dan mampir ke pasar beriman Tomohon, saya langsung mengiyakan walaupun dengan bayangan ketakutan.
Kami datang di siang hari. Setelah memarkir motor, kami langsung memulai petualangan. Pemandangan pertama di pinggir jalan ialah dijualnya anjing dengan warna hitam yang sudah di sembelih. Anjing itu masih berbentuk, artinya belum dipotong dan dikelompokkan per bagian. Pemandangan selanjutnya ialah babi yang sudah dipotong dan dipisah perbagian. Di salah satu ujung jalan ada orang yang berjualan kelelawar. Kami mengitari pinggiran pasar dan pemandangan hewan-hewan itulah yang dijual di samping kebutuhan pokok seperti pasar-pasar lainnya.
Pasti pembaca bertanya, mana sadisnya, mana ularnya, mana tikusnya seperti yang diberitakan dan diceritakan oleh penulis-penulis yang lain? Bahkan dari mereka ada yang bercerita sampai muntah-muntah saat di pasar Tomohon. Jawabannya ialah karena kami hanya berjalan di pinggir pasar, tanpa mendekat dan berinteraksi dengan penjual dan tanpa masuk ke dalam pasar. Kebetulan kami seorang Muslim, jadi takut terkena cipratan darah hewan tersebut yang dikhawatirkan pakaian kami menjadi najis. Karena tidak berinteraksi dengan siapapun, tidak banyak info ataupun foto yang kami dapatkan.
Kami di pasar tidak sampai 5 menit, karena ada satu kejadian. Saat berjalan-jalan, kami dihampiri dua ekor anjing dari arah yang berlawanan. Secara refleks, teman saya berbelok ke kiri ke arah parkiran. Sial bagi saya, saya berbelok ke arah kanan di mana ada seorang penjual kebutuhan pokok yang memelihara seekor anjing di kiosnya. Saya hanya berharap dua ekor anjing tadi tidak belok ke arah saya, dan anjing pemilik kios tidak bangun dan berjalan-jalan di sekitar saya. Dan doa saya terkabul, dua ekor anjing itu berjalan ke arah yang lain dan saya beserta teman bergegas menuju motor untuk meninggalkan pasar beriman Tomohon.
Kami ke sana hanya karena penasaran, dan setidaknya saat di tanya orang sudah pernah ke Pasar Tomohon, kami bisa jawab "SUDAH".





artikel ini di muat terlebih dahulu di http://www.hipwee.com/opini/berkunjung-ke-pasar-tradisional-tomohon-antara-penasaran-dan-bayangan-kengerian/

Jumat, 08 September 2017

One Week One Pasion

Enterprise atau USS Enterprise adalah nama pesawat ruang angkasa fiksi dalam film-film seri dan film-film layar lebar Star Trek yang dibuat oleh Gene Roddenberry. Sampai saat ini terdapat delapan pesawat luar angkasa dengan nama Enterprise yang berbeda
Kode: USS Enterprise (NCC-1701)
Nomor registrasi: NCC-1701
Kelas: Constitution
Bertugas: 2245-2285
Kapten: Robert April (James Doohan, Gene Roddenberry), Christopher Pike (Jeffrey Hunter), James T. Kirk (William Shatner), Willard Decker (Stephen Collins) (dikembangkan), Spock (Leonard Nimoy) (dikembangkan)


Selasa, 05 September 2017

Udah Nggak Usah Baper Lagi Ya Dek!

Mas,aku kemarin nembak cowok dan ditolak. Habisnya aku main kode-kode dari dulu dianya nggak nyadar-nyadar, ya aku beranikan diri, eh malah di tolak. Sebuah curhatan dari seorang kawan yang sudah aku anggap adik sendiri dalam perjalanan naik kereta menuju ke Jakarta.
Sebagai seorang teman yang lebih tua dan pernah mengalami kejadian seperti itu (bahkan menjurus sering) aku hanya bisa memberi nasihat. Menangislah sekarang. Baperlah sekarang. Galaulah sekarang. Lakukan semuanya itu sekarang, karena kamu butuh itu. Lakukan sekarang, dengan harapan besok sudah hilang dan kamu bersiap menjadi wanita yang baru. Buatlah slogan “penolakanmu adalah rencana penyesalanmu”.
Berubahlah, banyak hal yang harus kamu lakukan agar esok kamu menjadi orang baru dan menjadi orang yang “layak” untuk dicintai. Pertama berubahlah  dari segi fisik karena fisik yang paling mudah dibentuk dan dirubah. Percantik dirimu menjadi selayaknya wanita, boros sedikit tidak menjadi masalah, toh biaya yang kamu keluarkan merupakan investasi awal untuk kehidupan cinta kamu.
Kedua, rubahlah kebiasaan kamu yang negatif. Misal kamu tipe orang yang malas beres-beres kamar, cobalah untuk merapikannya karena bisa jadi kamu ditolak karena cowok itu merasa nantinya kamu tidak bisa mengatur rumah saat kalian bersama nantinya. Atau gaya penampilan kamu yang terlalu vulgar sehingga si cowok merasa takut kamu akan jadi bahan “penglihatan mata cowok”, atau mungkin sebab-sebab lainnya yang penting kebiasaan buruk kamu berkurang, syukur-syukur kebiasaan jelek itu hilang berganti kebiasaan baik yang akan menambah “nilai” kamu.
Ketiga, bergaul ke tempat baru, kegiatan baru dan orang-orang baru agar ada pandangan baru. Mungkin pada awalnya kamu akan merasakan rasa tidak nyaman tapi nikmati itu sebagai proses adaptasi akan hal baru. Buat dirimu ikhlas menerima pertemanan, pengetahuan, dan pengalaman yang baru.
Keempat, senangkanlah hati kedua orang tua. Ada satu pemikiran logika dalam diri orang tua, saat kamu jarang pulang mengunjungi orang tua dan kondisi kamu masih sendiri, orang tua akan merasa kasihan dengan kondisi keadaan kamu sehingga tidak jarang orang tua berucap “kasian anakku, belum dapat jodoh”. Ingat, ucapan adalah doa.
Bagaimana kalau kamu melakukan hal terbalik. Seringlah pulang, bahagiakan mereka entah dengan kedatangan kamu atau materi yang kamu punya sambil berkata”bu,pak, mumpung aku masih sendiri aku mau bahagiakan bapak ma ibu. Nanti kalau udah nikah, aku harus ijin dulu buat kesini malah ribet”. Mendengar pernyataan kamu seperti itu orang tua malah akan berdoa “Ya Allah, matur nuwun (terima kasih) telah memberi kami anak yang berbakti. Dekatkanlah jodohnya agar dia bisa berbakti kepada orang lain juga (mertua). Dua doa yang berbeda kan?
Kalau cowok yang menolak kamu tidak menyesal, setidaknya kamu sudah lebih baik dari segi persiapan untuk cinta yang baru.



Artikel ini terlebih dahulu di muat di http://www.hipwee.com/opini/udah-nggak-usah-baper-lagi-ya-dek/

Senin, 04 September 2017

Serpihan Surga yang Jatuh di Manado

Saat paket kiriman belanja online yang berisi kamera saya datang, seorang teman tiba-tiba berceletuk "Yuk dicoba kameranya berfungsi di air atau tidak, siang nanti kita coba ke air terjun". Saya sempat berfikir, memangnya ada tempat rekreasi di Manado yang bisa dijangkau kurang dari setengah jam dari kantor. Dengan bimbang saya iyakan ajakan teman tersebut.
Jam 11.30 kami berangkat, dengan persiapan ala kadarnya, yaitu berbekal satu celana pendek dan sebotol air mineral per orang. Kami menuju Air Terjun Kali. Kenapa di namakan Air Terjun Kali, karena berada di Desa Kali. Dalam perjalanan ke Desa Kali, kami melewati makam Tuanku Imam Bonjol, yang akan saya jadikan destinasi wisata selanjutnya di lain hari.
Jalanan yang menanjak dengan pepohonan rindang menemani kami hampir sepanjang perjalanan yang kurang lebih kami tempuh selama 15 menit. Setelah memarkir kendaraan kami lanjutkan dengan berjalan kaki. Jalan setapak yang tidak terawat, dua tempat singgah yang sudah rusak dan tiga pohon tumbang yang menghalangi jalan menjadi nilai minus bagi saya. Tetapi ada hal yang mengobati kekecewaan saya. Dalam satu momen kami bertemu dengan sekumpulan burung yang melintas di atas kami. Setelah berjalan 15 menit kami tiba di air terjun.
Kami disambut oleh dua bule yang asyik berswafoto. Tapi bukan itu yang membuat saya takjub. Air terjun yang menawan diapit oleh bukit dan pepohonan yang alami membuat damai perasaan. Tanpa menunggu lama kami langsung menceburkan diri di sungai, tetapi karena arus yang kuat kami tidak bisa mencapai titik terdekat di air terjun. Kami sempatkan berfoto didekat jembatan menuju air terjun. Dingin, segar, sejuk, tenang. Itulah yang saya rasakan saat itu.
Sayangnya, banyak orang yang kurang peduli akan keindahan air terjun ini. Di dasar sungai masih banyak sampah-sampah yang tertinggal yang dikarenakan tidak adanya tempat sampah dan kurang sadarnya manusia dalam menghormati alam. Tembok ditempat singgah yang kotor, penuh coretan, atap yang bocor, toliet yang bau dan tidak bisa digunakan menandakan tidak adanya perawatan obyek wisata ini.
Seandainya pemerintah daerah lebih peduli, misalkan dengan memperbaiki sarana dan prasarana, saya yakin akan banyak wisatawan yang datang ke obyek wisata ini. Semakin banyaknya wisatawan yang datang, diharapkan meningkatkan perekonomian daerah tersebut. Semoga.








Artikel ini sudah dimuat terlebih dahulu di http://www.hipwee.com/opini/serpihan-surga-yang-jatuh-di-manado/