Rabu, 20 Juli 2016

Pengalaman Pertama ke Planetarium Jakarta



Saya datang ke planetarium jakarta  tanggal 17 Juli 2016 pukul 09.00 WIB. datang, cari parkiran, langsung masuk ke gedung untuk antri tiket. Pola antrian cukup baik, yaitu disediakan tempat duduk di saat menunggu loket di buka. Pertunjukan I dimulai pukul 10.00 WIB.
Ada kejadian menegangkan dalam pengalaman saya yang pertama ini. Saat lampu dimatikan dan pertunjukan di mulai, ada bau yang menyebar, bau seperti kabel terbakar. Ah dalam pikiran saya apa ini memang di sengaja, agar kita merasakan polusi, sehingga lebih mencintai dan merawat bumi. Ketenangan saya berubah menjadi kepanikan saat banyak petugas berlari dengan menyalakan lampu senter mencari sumber bau. Kurang lebih setengah jam kendala tersebut baru teratasi.
Pertunjukan di mulai. Penjelasan tentang rasi bintang, galaksi, planet dan lain lain tersaji secara visual dan audio. kita diberi gambaran suasana malam hari di tanggal itu bila seandainya tidak ada polusi, baik polusi cahaya atau polusi yang lain. Ada satu sesi di mana seolah olah kita sedang naik pesawat luar angkasa dan mengunjungi planet satu persatu. Saya sedikit iri dengan generasi sekarang. Saya dulu waktu SD ( 1993-1999 ) hanya belajar tata surya dari buku, sedang sekarang banyak sekali media pembelajaran, salah satunya dengan adanya Planetarium ini.
Tentunya wahana wisata pendidikan ini tidak lepas dari kekurangan. Pertama, sistem tiket harusnya di beri nomor tempat duduk, sehingga pengunjung tidak berebut saat masuk ruang pertunjukan. Dengan adanya sistem penomoran tempat duduk, pengunjung yang berkelompok  tidak terpisah satu sama lain bila datang belakangan. Konsep bioskop perlu di contoh demi kenyamanan pengunjung. kedua, kursi duduk yang sangat nyaman. Hal ini dikarenakan kita menghadap atap ( atap menjadi layar ), sehingga pengunjung menjurus ke posisi tidur agar bisa melihat semua layar, sehingga berpotensi mengganggu pengunjung di belakangnya.
Edukasi kepada pengunjung harusnya lebih intens. Edukasi terkait 2 hal. Pertama edukasi terkait kebisingan dan kedua terkait alat-alat yang mengeluarkan cahaya ( HP atau kamera ).  Saya jadi berfikir, ini adalah contoh kecil kita penduduk bumi tentang tidak mematuhi aturan yang baik untuk kepentingan diri sendiri.
 Diakhir sesi, sambil berjalan ke parkiran, saya menyempatkan berfoto dengan background rasi bintang kelahiran saya.

alamat email : planetarium.jakarta.go.id 
Harga Tiket masuk dewasa : Rp 7.000,- 
lama pertunjukan : kurang lebih satu jam